Jogja Memang Istimewa
Sungguh sangat istimewa Yogyakarta ini, selain keistimewaan Pemimpinnya (Gubernur adalah Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat), ternyata Yogyakarta mempunyai keistimewaan-keistimewaan lain.
Pertama, Yogyakarta diakui sebagai pusat dari kebudayaan jawa. Langgam budaya yang berkembang di Yogyakarta dari upacara/perayaan tradisional, ketoprak, wayang kulit, mocopatan, hingga hip hop jawa ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Hal tersebut merupakan proses kreasi lokal yang tetap syarat dengan nilai pendidikan dan agama. Semua komponen masyarakat Yogyakarta senantiasa bersatu padu, untuk melestarikan kebudayaan yang sudah ada sebelum Republik Indonesia lahir. Termasuk tetap bersatu padu untuk mempertahankan Gubernur adalah Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kedua, Yogyakarta menjadi pusat bagi aktivitas pendidikan Indonesia. Lebih dari 100 Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Kedinasan berdiri di Yogyakarta.
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pun tidak tanggung-tanggung dalam membantu Republik (Indonesia) untuk mengembang pesatkan pendidikan. Banyak tanah-tanah Kasultanan yang diberikan kepada Republik untuk dikelola sebagai tempat Perkuliahan. Bahkan Istana Raja pun pernah digunakan untuk perkuliahan di awal lahirnya Republik ini. Sungguh sangat besar jasa Kasultanan Ngayogyakarta terhadap Republik.
Ketiga, Yogyakarta hingga saat ini tetap menjadi pusat bagi pengembangan agama di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari warganya yang berkehidupan religius sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Keempat, Yogyakarta juga menjadi tempat tujuan pariwisata favorit di Indonesia. Wisata pantai, pegunungan, museum dan bangunan bersejarah ada di Yogyakarta.
Sinergi empat segi antara budaya, pendidikan, pariwisata, religiusitas tentunya menjadikan kota Yogyakarta semakin istimewa di mata siapa saja, termasuk di Mata Mahasiswa Luar Daerah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kasmin (Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan asal Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau) “Saya betah tinggal di Yogyakarta, karena semuanya ada disini, orang-orangnya juga santun dan ramah” dengan logat melayunya.
“Yogyakarta juga mempunyai lingkungan yang aman dan bersih serta mampu mempertahankan kearifan lokal yang ada” Kesan Kasmin, Mahasiswayang sedang menempuh semester 6 di Fakultas Hukum UAD terhadap Yogyakarta ini.
Jogja Yang Berbhinneka
“Sendhang Kasihan nggo jujukan
Lanang wedhok podho kungkum
Yogyakarta Pancen dadi rujukan
Kabeh Budoyo Bangsa iso dirangkum”
Parikan Parikeno Mbah Mboel yang dimuat di Swara Keistimewaan edisi lalu, memang terbukti dan diakui kebenarannya oleh semua orang. Tidak hanya masyarakat Yogyakarta saja yang mengatakan “Jogja Memang Istimewa dan Berbhinneka”.
Hal senada juga disampaikan Syamsul Asti (mahasiswa S2 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada asal Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan) dalam smsnya mengatakan “DIY mampu menjadi Pioner bagi Provinsi lain dalam mengembangkan falsafah bangsa”.
Selain sebagai pusat dari kebudayaan jawa, bisa dikatakan Yogyakarta adalah miniatur Indonesia. Dari Warga Aceh sampai Warga Papua ada di Yogyakarta, dari kebudayaan tionghoa sampai timur tengah bisa berkembang di Yogyakarta. Semua komponen yang tinggal di Yogyakarta, walaupun berbeda-beda mampu menciptakan kerukunan dan hubungan yang harmonis, ungkap Syamsul, Mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan “Merapi Empat” Kota Baru.
Selain itu dia berharap “Yogyakarta tetap Istimewa dan terus memberikan yang terbaik bagi NKRI, serta semua masyarakat yang tinggal di KotaPelajar ini mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang ada”.
Jogja Tetap Istimewa, Indonesia makin Jaya. Khibran_Muhammad.
Komentar Terbaru