Sambil mengangkat wayang kulit yang umurnya mungkin sudah lima dasawarsa, Romo Pawoko memulai bercerita tentang kisah Dewabrata…
“….Kalau yang badannya tegap, gagah dan perkasa ini, namanya Dewabrata ngger…” Suara lirih Romo Pawoko memulai cerita …
”Dikepalanya memakai mahkota anak raja, busananya mencerminkan keluarga diraja, dan di punggungnya ada keris panjang melambangkan bahwa ia adalah Ksatria”….
“Penduduk Jonggring Saloka pun begitu hormat padanya ngger, karena sumpahnya yang melegenda itu ia dijuluki Bhisma Mahawira”…. lanjut Romo dengan suaranya yang semakin terdengar….
…..
Jujur, aku tak begitu memahami apa yang disampaikan oleh Romo Pawoko, karena memang ketika itu aku sangat awam dengan cerita-cerita di Marcapada…
…..
“…Tapi ngger, Wanita-wanita di Hastina, Ibu-ibu yang pernah melahirkan putri, Menggugat Dewabrata karena sikapnya….”lanjut Romo…
“Semua yang mengetahui cerita Goro Goro di Bangsal Hastina pasti marah kepada Dewabrata Ngger”..
“diamnya ngger… Diamnya yang menimbulkan petaka”.. Suara Romo menjadi lantang sehingga mengagetkanku…
Aku yg tadinya tidak terlalu berhasrat mendengarkan cerita Romo, tiba-tiba menjadi penasaran akan kisah Dewabrata…. kenapa Dewabrata digugat oleh wanita-wanita hastina?
“..ketika Drupadi ditelanjangi Dursusana, Dewabrata diam ngger….”
“.. Ketika Sengkuni memperdaya Pandu Putra, Dewabrata terdiam….”
“saat Dharma diinjak injak tengkuknya oleh angkara murka 💢 di bangsal hastina, Dewabrata pun terdiam..” terdengar Suara romo bergetar….
“Padahal Dewabrata mempunyai kewenangan untuk mencegahnya ngger..” ….
“… Padahal Dewabrata adalah Ksatria Mandraguna, Dewabrata… Oh Dewabrata…kenapa kau terdiam??” Suara Romo Pawoko menjadi menggelegar…
“… Andai Dewabrata tidak diam dan bertindak mencegah perbuatan dosa kurawa: kakang Samiaji, Brotoseno, permadi, Pinten dan tangsen tidak akan mengasingkan diri ngger…”
“…seandainya Dewabrata mencegah Suyudana dan adik-adkiknya, mungkin kurusetra tidak banjir darah ngger”
“… Ya, tapi itu sudah terjadi ngger, sudah kehendakNya berkenan demikian…. “
“…Semoga Gusti Kang Akarya jagad selalu memberikan kesabaran. Kessalehan dan kesarehan kepada kita semua ngger”…
……..
Aku yang baru tiga kali sowan bekti mencoba meresapi apa yg diceritakan oleh Romo, walaupun jujur cipta dan karsa ini belum bisa memahami apa disampaikan oleh Romo …ya, cerita yg disampaikan dengan berapi api itu pasti ada makna yg sangat dalam… tapi biarlah nanti waktu yang menjawabnya….
Kemandungan Ler, 15 Dulkaidah 1433H
Komentar Terbaru